Jumat, 22 September 2017

Cara Kerja Sistem Pengapian Secara Singkat Beserta Rangkaian

Cara kerja sistem pengapian singkat - Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi untuk proses pembakaran mesin. Untuk menghasilkan percikan bunga api, sistem pengapian menggunakan metode induksi elektromagnetik. Salah satu komponen sistem pengapian adalah ignition coil. Fungsi ignition coil adalah untuk menghasilkan listrik bertegangan tinggi. Selengkapnya bisa simak prinsip kerja ignition coil.

Listrik bertegangan tinggi tersebut disalurkan ke busi untuk menghasilkan percikan api. Dilihat dari tipe pengapian, sistem pengapian memiliki 4 jenis yaitu pengapian konvensional, pengapian transistor, pengapian elektronik, dan pengapian CDI.

Cara Kerja Sistem Pengapian.

Seperti yang di jelaskan diatas, empat jenis tipe sistem pengapian itu memiliki perbedaan cara kerja. Namun pada prinsipnya sama-sama menggunakan induksi elektromagnetik.


1. Cara kerja Pengapian Konvensional

Gambar rangkaian sistem pengapian konvensional

Sistem pengapian konvensional banyak digunakan pada mobil jadul seperti kijang generasi awal dan colt. Cara kerja sistem pengapian konvensional cukup sederhana.

Saat kunci kontak berada pada posisi ON, maka arus dari baterai mengalir ke Ignition coil dan keluar menuju platina. Karena mesin belum berputar (belum starting) maka platina akan menghubungkan arus ke masa. Sehingga timbul kemagnetan pada kumparan primer.


Komponen sistem pengapian

Saat mesin starting, platina akan terputus saat cam menyentuh kaki platina. Akibatnya kemagnetan pada kumparan primer bergerak ke kumparan sekunder dan menghasilkan tegangan super tinggi mencapai 20 KV. Tegangan tersebut langsung disalurkan ke busi untuk proses pemercikan.

Ketika cam tidak menyentuh kaki paltina, maka platina kembali tersambung sehingga proses kemagnetan pada kumparan primer kembali terjadi. Proses ini berlangsung secara terus menerus selama mesin hidup. Untuk lebih detail, bisa baca Modul sistem pengapian Konvensional.


2. Cara kerja sistem pengapian transistor.


Sistem pengapian transistor masuk dalam kategori semi elektronik. Sistem ini tidak lagi menggunakan platina melainkan sebuah transistor. Fungsinya untuk menggantikan peran platina.

Untuk prinsip kerja sendiri, hampir sama dengan pengapian konvensional. Saat kunci kontak ON maka arus dari baterai mengalir ke ignition coil dan output coil terhubung ke kaki transistor.

Transistor merupakan saklar elektronik yang memiliki tiga kaki. Saat kaki basis mendapatkan arus listrik walau kecil, maka kaki colector dan emitor akan terhubung. Namun jika kaki basis tidak mendapat suplai listrik, maka colector dan emitor akan terputus.

Saat mesin belum menyala, kaki basis akan mendapatkan suplai arus sehingga emitor dan colector terhubung. Akibatnya ada kemagnetan di ignition coil.


Kelebihan pengapian transistor
Saat mesin starting, komponen pulser akan mengirimkan sinyal dengan frekuensi tertentu yang menandakan timing pengapian. Sinyal ini akan memutuskan dan menyambungkan arus basis dengan interval tertentu. Saat arus basis terputus, terjadi induksi elektromagnetik pada coil. Hasilnya tegangan tinggi dari koil sekunder yang disalurkan ke busi.

Ada dua jenis pengapian transistor, yaitu tipe semi transistor dan Fully transistor. BacaModule sistem pengapian elektronik untuk lebih lengkap.


3. Cara kerja Sistem pengapian DLI(Distributor Less Ignition)


Sistem DLI juga merupakan tipe pengapian elektronik. Namun berbeda dengan pengapian transistor, Sistem DLI tidak lagi menggunakan Distributor untuk membagi tegangan.

Untuk cara kerja pengapian DLI sama dengan sistem pengapian transisitor, bedanya arus dari koil sekunder langsung di teruskan kebusi. Biasanya sistem ini memiliki banyak coil.

Saat mesin mulai berputar, sensor CKP dan CMP akan mengirimkan sinyal ke ECM. Di dalam ECM sinyal tersebut akan dikombinasikan dengan data dari beberapa sensor lain untuk menentukan timing pengapian.

Output dari sensor berupa sinyal yang akan memutuskan arus primer coil. Sehingga terjadilah induksi elektrimagnetik. Model pengapian DLI banyak diaplikasikan pada kendaraan modern. Selain lebih akurat, sistem ini juga dapat membuat kinerja mesin lebih efisien.

Rangkaian pengapian DLI terlihat lebih sederhana namun perlu keahlian tertentu untuk mendeteksi kesalahan pada sistem ini. Selengkapnya, simak Mengupas teknologi DLI (Distributor less ignition).


4. Cara kerja pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition)


Untuk jenis pengapian terakhir, lebih populer digunakan pada sepeda motor. Meski memiliki prinsip yang sama yaitu induksi elektromagnet, namun ada perbedaan pada cara kerja.

Sesuai namanya, cara kerja pengapian CDI menggunakan metode pengosongan arus (Discharging) menggunakan komponen capasitor yang fungsinya mirip dengan baterai. Capasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyerap energi listrik dan menyalurkanya ke rangkaian kelistrikan.


Gambar sistem pengapian CDI

Saat kunci kontak pada posisi ON, arus dari baterai atau spul menuju transformator untuk diperbesar teganganya, kemudian langsung diserap oleh Capasitor.

Ketika mesin starting, maka pulser akan mengirimkan sinyal ke CDI unit. Sinyal tersebut akan mengubah arah arus capasitor menuju rangkaian ignition coil. Karena capasitor dalam keadaan terisi tegangan penuh, maka terjadilah aliran listrik dari capasitor menuju ignition coil.


Pengapian CDI pada sepeda motor

Sehingga menumbulkan kemagnetan yang akan menginduksi koil sekunder untuk menghasilkan tegangan super tinggi. Rangkaian pengapian CDI berbeda dengan ketiga jenis pengapian sebelumnya. Simak module pengapian CDI pada motor agar lebih lengkap.

Untuk komponen sistem pengapian, secara umum memiliki komponen yang sama. Hanya berbeda pada metode pemutusan arus. Untuk sistem pengapian DLI saat ini lebih populer karena memiliki kelebihan pada fuel efisiensi dan performa.

Itulah artikel mengenai cara kerja sistem pengapain secara singkat dan padat. Untuk lebih jelas lagi, silahkan baca masing-masing module pengapian.

Jumat, 15 September 2017

pengertian dan cara kerja msin 4tax

Four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah tenaga memerlukan 4 proses langkah naik-turun piston, dua kali rotasi kruk as, dan satu putaran noken as (camshaft).
4 proses tersebut terbagi dalam siklus:
1. Langkah Hisap

Bertujuan untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam silinder.  Sebagaimana tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang terbakar selama proses pembakaran.


Prosesnya adalah ;
1. Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB). 
2. Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder. 
3. Kruk As berputar 180 derajat.
4. Noken As berputar 90 derajat. 
5. Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder.
 
2. Langkah Kompresi
Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel.

Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur sehingga campuran udara-bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga.

Prosesnya sebagai berikut :

1. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA.
2. Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup.
3. Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber).
4. Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran.
5. Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat).
6. Noken as mencapai 180 derajat.
    3. Langkah Tenaga
    Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya.

    Prosesnya sebagai berikut :

    1. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar
    2. Piston terlempar dari TMA menuju TMB
    3. Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep buang mulai sedikit terbuka.
    4. Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi kruk as
    5. Putaran Kruk As mencapai 540 derajat
    6. Putaran Noken As 270 derajat
      4. Langkah Buang
      Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.

      Prosesnya adalah :

      1. Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA.
      2. Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh.
      3. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot.
      4. Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat).
      5. Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat).

      FINISHING PENTING — OVERLAPING
      Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada dalam possisi sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap.

      Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya hambatan dari kinerja mekanis klep dan inersia udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk mulai membuka klep masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang untuk mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas sisa pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini ingin bekerja.

      manfaat dari proses overlaping :

      1. Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran.
      2. Pendinginan suhu di ruang bakar.
      3. Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang).
      4. memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar

      Cara Kerja Radiator Mobil

      Radiator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk memindahkan energi panas dari satu medium ke medium lainnya yang tujuannya untuk mendinginkan maupun memanaskan. Radiator yang kita kenal pada umumnya digunakan pada kendaraan bermotor (roda dua atau roda empat), namun tidak jarang radiator juga digunakan pada mesin yang memerlukan pendinginan ekstra. Seperti pada mesin mesin produksi atau mesin mesin lainnya yang bekerja dalam kondisi kerja berat atau lama. Pada kendaraan baik motor atau mobil radiator pada umumnya terletak di depan dan berada didekat mesin atau pada posisi tertentu yang menguntungkan bagi system pendinginan. Hal ini bertujuan agar mesin mendapatkan pendinginan yang maksimal sesuai yang dibutuhkan mesin. radiator terdiri dari tangki bagian atas (upper tank), tangki bagian bawah (lower water tank) dan tangki bagian tengah (radiator core) pada bagian tengahnya.

      Bagian – bagian pada radiator mobil:Radiator
      1. Tutup radiator
      2. Kipas
      3. Termostat
      4. Pompa
      5. Tangki pendingin
      6. Cairan pendingin (biasanya air)

      Cara kerja radiator mobil:
      1. Saat mesin dinyalakan, cairan pendingin dalam tangki radiator dipompa ke dalam mesinSistem Pemompaan Air Radiator
      2. Panas dari hasil pembakaran sebagian dialirkan melalui saluran uap (knalpot) dan sebagian diserap oleh mesin. Panas mesin tersebut kemudian diserap oleh cairan pendinginPersebaran Panas Mesin
      3. Disaat panas mesin meningkat menjadi 80 – 85 ˚C, lilin pada katup termostat mengembang sehingga katup termostat terbuka dan cairan pendingin keluar dari mesin menuju tangki radiator bagian atas.
      Gambar Termostat 1Gambar Termostat 2
      Hal tersebut diiringi dengan dipompanya kembali cairan pendingin yang telah didinginkan menuju radiator mobil
      1. Cairan pendingin yang masuk ke dalam tangki radiator kemudian dialirkan ke tangki bagian atasTangki Radiator Atas
      Pada tangki bagian atas, terdapat tutup radiator yang dilengkapi dengan pengunci tekanan (agar saat tekanan tinggi, yang diakibatkan suhu tinggi, tutup tangki tidak terbuka) dan tangki penyalur cairan pendingin ke tangki bagian tengah untuk menurunkan tekanan
      Tutup Radiator
      1. Setelah itu, cairan pendingin menuju tangki bagian tengah yang berliku – liku dan didinginkan oleh angin, dibantu kipas yang meniup radiator bagian tengah.
      Radiator
      Tangki radiator bagian tengah sengaja dibuat berlubang dan berliku – liku untuk mempercepat keluarnya panas dari cairan pendingin
      Radiator Bagian Tengah
      1. Setelah cairan pendingin kembali dingin, cairan pendingin dipompa ke dalam mesin dan proses terulang kembali

      Cara Kerja Sistem Pengapian Secara Singkat Beserta Rangkaian

      Cara kerja sistem pengapian singkat  - Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi untuk proses pembakaran ...